Tiga faktor utama pendorong berlangsungnya perdagangan internasional, meliputi (i) ketersediaan produk, (ii) perbedaan harga, dan (iii) diferensiasi produk. Suatu negara akan mengimpor suatu produk/komoditi apabila produk/komoditi yang dimaksud tidak bisa dihasilkan sendiri atau bisa dihasilkan tetapi dalam jumlah yang tidak dapat menutupi permintaan dalam negeri. Ketidakmampuan itu sendiri dapat disebabkan oleh faktor alamiah, seperti iklim dan letak geografis. Contoh yang populer untuk itu adalah industri ban sebagai komponen industri otomotif yang berkembang di negara maju (umumnya di belahan bumi utara), seperti Jepang (Yokohama, Goodyear, dan Michelin). Sementara, karet alam sebagai bahan baku pembuat ban hanya tumbuh di daerah tropis dengan Thailand dan Indonesia sebagai produsen utamanya. Tetapi, selain faktor alamiah, ketidakmampuan memproduksi sendiri produk/komoditi tertentu dapat bersumber pada aspek keterbelakangan sosial ekonomi, seperti rendahnya kualitas sumber daya manusia dan rendahnya jiwa kewiraswastaan (syarat-syarat pokok industrialisasi) sehingga negara yang terbelakang ini harus mengimpor produk-produk industri berteknologi tinggi. Bagian terbesar dari perdagangan internasional antara negara maju dan negara-negara berkembang bersumber dari faktor ketersediaan ini sehingga perdagangan yang terjadi bersifat inter industri