Kebangkrutan atau kegagalan usaha selama depresi besar-besaran turut mengubah fokus bidang keuangan pada tahun 1030-an. Bidang keuangan tetap diajarkan sebagai sebuah disiplin ilmu yang bersifat deskriptif, tetapi penekannnya kemudian tercurah kepada soal kebangkrutan, manajemen likuiditas dan cara-cara menghindari masalah atau kesulitan keuangan. Perubahan-perubahan politik yang terjadi selama dekade itu turut memengaruhi warna kajian bidang keuangan.

Berbagai hal yang bersifat politik seperti bertambahnya peraturan dan pengawvasan pemerintah terhadap kegiatan usaha dan bursa efek dan meningkatnya keharusan bagi perusahaan untuk mengungkapkan data keuangannya, semakin dan mau tak mau diperhatikan. Pengungkapan data ini memungkinkan para analis untuk lebih efektif memperkirakan kinerja atas perusahaan sehingga sub bidang analisis keuangan makin diminati.